Minggu, 08 Februari 2015

trip not to be forget



       One day my family and I will return to Batam, from Semarang to Jakarta by train after that from Jakarta to Batam will be followed by planes,
      When I was a kid it probably was 5 years old and it was her first time I took the train. while waiting for the train to come, I see there are people like the players in the "tuyul and bakyul" no fat, big and bald. and there are small and bald. I want to bully him but fear.
       After a long wait finally came the train, when it's the way I am a little scared because the train is running very fast. I'm glad biased view the beautiful scenery along the way and when arrived in Jakarta was night immediately proceed rapidly up the fly.
Finally arrived in Batam, this is a trip not to be forgotten until now.

Sabtu, 01 Juni 2013

Sinopsis Novel Dia Tanpa Aku

Ronald, cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald belum mau PDKT. Ia mau menunggu Citra masuk SMA, maka dari itu sepulang sekolah  Ia selalu mengajak sahabatnya, Andika ke sekolah Citra untuk mengamati Citra dari kejauhan. Segala informasi-informasi seputar Citra seperti hobi, cita-cita dan bahkan foto tersimpan di buku catatannya. Keisengan Citra lah yang mempertemukannya dengan Ronald, tapi hanya sebatas pertemuan dan Citra tidak sempat tau nama Ronald.
Waktunya menyambut Citra di SMA untuk mengungkapkan isi hatinya telah di persiapkannya dengan menabung uang untuk membeli baju dan sepatu khusus yang akan di persembahkannya untuk Citra, bahkan Ia rela membawa lontong dan bakwan udang ke sekolah untuk di jual kepada teman-temannya.
Saat yang di tunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA. Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk ke SMA yang sama dengan adiknya, Reinald dan sekelas pula. Ronald memutuskan untuk menemui Citra alasannya karena Ia takut keburu direbut orang. Namun keinginan dan harapan Ronald untuk menemui Citra tidak terwujud.  Di temani Andika, Ronald pergi ke rumah Citra. Tepat di depan gang rumah Citra, Andika menyerahkan buket bunga yang masih mekar. Usai itu Ronald berbalik dan semuanya seakan menjadi hitam, kelam dan tenggelam. Ronald tewas ketika mobil sedan dengan kecapatan maksimum datang dari arah yang tak di duga.
Sejak kematian Ronald, Reinald sangat terpukul. Sempat timbul kebencian di hati Reinald pada Citra. Reinald selalu menganggap kalau Citra lah yang membunuh abangnya. Kebencian Reinald mulai membara ketika Citra berdiri di hadapannya, tetapi sebelum Citra berbicara. Ia mengajak Citra untuk datang kerumahnya. Di rumah, Reinald mengingatkan Citra kembali pada Ronald dengan menyerahkan foto Ronald, karena sebelumnya Ronald pernah menolong Citra karena keisengannya. Namun Citra sedikit pun tidak mengingat wajah itu.
Keesokan harinya, Reinald menyuruh Roni pindah tempat duduk bersama Loni dan Reinald sendiri duduk dengan Citra. Hari demi hari di lewati Citra di temani Reinald. Tidak pernah sedikit pun Citra lepas dari pengetahuaanya. Kadang-kadang Citra bosan dan ingin memberontak, tetapi Reinald tak merespon itu.
Suatu hari Citra lupa membawa buku cetak Pendidikan Kewarganegaraan. Citra langsung panik.  Namun kepanikan itu mereda ketika Reinald menyodorkan buku cetaknya pada Citra. Alhasil, saat jam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Reinald dihukum keluar kelas karena tidak membawa buku cetak.
Hari-hari dihadapi Citra dengan senyuman di temani Reinald. Kini Ia tidak takut keisengannya membuat Ia sial. Karena ada Reinald yang selalu berada di sampingnya. Namun bayang-bayang Ronald terus mendatangi Reinald. Akhirnya Ia memutuskan agar tidak dekat pada Citra. Mulai dari berangkat sekolah, ke kantin, duduk dan aktivitas lain yang biasa mereka lakukan bersama kini tidak lagi berjalan dengan kebersamaan. Reinald selalu mencari alasan agar Ia tidak dekat dengan citra. Hingga Citra merasa bingung dan kesepian.